Halaman

Translate

Sabtu, 18 April 2015

Kisah Bu Guru



Kisah bu Guru

BLUBERRY JADUL
                Siang itu, Bu Guru lagi asyik-asyiknya ngajarkan materi komunikasi. Ngalor ngidul beliau menerangkan tentang berbagai jenis alat komunikasi.
                “Sekarang, bukan jaman jadul lagi anak-anak. Alat komunikasi baru bermunculan, mulai dari telepon seluler, internet, hingga bluberry”.
                Anak-anak tertawa serempak. Bu Guru tampaknya cuek aja. Lalu Fahmi nyeletuk,”Bu, bukan bluberry, tapi blackberry. Bu Guru jadul ,ah!”.
                Kontan wajah Bu Guru bersemburat merah.Hi..hi..hi.. ketauan jadul,ya?

GURUNYA SIAPA ?
                Memasuki jam ke dua, Bu Guru mengajar Matematika di kelas VI A. Tau kan, kelas VIA ?, kelas super heboh. Bu Guru menerangkan satu kalimat, muncul komentar sepuluh kalimat. Bu Guru menerangkan dua kalimat, muncul celotehan dua puluh kalimat. Seterusnya, hitung sendiri,ya?
                Nah, sudah nerangin dengan semangat empat lima, eh kelas sebelah ramenya bukan main. Bu Guru pun ambil langkah spontan. Anak kelas sebelah, ada yang di luar kelas, ada yang playon di dalam kelas, wah nggak karu-karuan.
                “He, waktunya siapa?, Gurunya siapa?, panggil gurunya!”. Meledak suara Bu Guru di balik pintu kelas sebelah.
                Eh, anak-anak langsung diam , dan tanpa bicara kembali duduk di bangkunya masing-masing. Mata Bu Guru terbelalak melihat si Pak Guru yang duduk manis di bangku belakang. Sedang apa?. Tanpa banyak cakap Bu Guru balik kucing ke kelas VI A sambil nggrundel. Jangan-jangan Bu Guru malu, ya?.

Rahasianya Apa ?
                Sudah rahasia umum jika sedang ada pelaksanaan ujian di sekolah, baik itu ujian mid semester atau pun semester, kelas yang dijaga Bu Guru pastilah tenang sepanjang waktu pelaksanaan ujian. Tidak pandang itu kelas super ataukah kelas biasa. Kok bisa, ya ?
                Ternyata, saat awal masuk kelas yang dijaga, Bu Guru langsung mengumumkan kontrak  sepihak.  Isinya:
1.       Selama ujian semua anak dilarang ke luar bangku. Kalau ketahuan Bu Guru akan dijewer 50 kali.
2.       Dilarang ke kamar kecil selama ujian berlangsung. Gimana kalo sakit ?, ah.. kalo sakit pastilah sudah nggak masuk  sekolah. Tul kan ?
3.       Dilarang mencontek, atau saling contekan. Kalau terpaksa mencontek, didoakan Bu Guru nantinya, kalo sudah besar, saat menikah  pas acara temu manten matanya jadi juling. Hiii, siapa yang ingin ?
Ah, Bu Guru pandai juga. Tapi emang benar, strateginya sukses besar !!.


Ini Pekerjaan Siapa?
Siang itu Bu Guru sedang menilai pengerjaan LKS anak-anak. Agak senewen juga Bu  Guru kelihatannya. Maklumlah yang dikoreksi LKS Matematika kelas “slow class”.  Tiap selesai satu LKS langsung diberikan kepada anak yang bersangkutan.
“Ahmad, niiih….. dapat nilai kursi!”, seru Bu Guru.
“Aini, hayo cepat-cepat digoreng, kamu dapat telur bebek!”, panggil Bu Guru di saat yang lain.
Anak-anak sih cuek aja dapat nilai berapa pun. Bahkan waktu dipanggil dibarengi aplaus dari teman lainnya. Ih, gemes banget deh!!
Tiba pada LKS terakhir, Bu Guru tambah tinggi volume suaranya,” Hei, ini LKS siapa?, tidak diisi, tidak ada namanya pula!,… hayo yang merasa memiliki, maju!”.
Anak-anak serentak memandang Bu Guru, karena semua anak merasa sudah menerima LKS masing-masing.
Tiba-tiba Alim nyeletuk,”Lha itu lho, LKS Bu Guru sendiri!”
Kontan Bu Guru membolak-balik isi LKSnya,” oh.. ya..ya..!”.
Nah, tuh Bu Guru, jangan muridnya aja disuruh mengerjakan LKS, Bu Guru sendiri malah belum mengerjakan LKS sama sekali. Tengsin, kan ? .
Fotonya Nggak Kelihatan
                Kemarin sekolah geger, foto anak kelas enam yang sudah jadi hilang empat. Kok bisa ?, kata tukang fotonya sih nggak ada yang rusak, ya memang hasil jadinya kurang.
                Nah, pagi ini diadakan foto ulang. Anak empat cewek semua. Nah, yang kompak tuh kok ya keempat-empatnya lumayan mungil dan kurang tinggi ( sungkan ah mo dibilang pendek…!).
                Dasar bu guru kan suka usil, nyeletuk deh beliaunya…,”He, ntar kalo pas difoto…kamu harus jinjit, supaya keliatan di layarnya!!!” wanti-wantinya dengan serius. Kontan teman-teman guru ketawa-ketiwi, anak-anak sih cuman plenggang-plenggong!.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar