Jombang, 07 Desember 2013
Katur Bundaku yang tersayang
di pelosok Desa Keting kecamatan Jombang kabupaten Jember
Salam sayang dari Ananda,
…
Kasih
ibu kepada beta
Tak
terhingga sepanjang masa
…
Ibu, mengalunnya lagu ‘Kasih Ibu’ dari bibir murid-muridku
menghantarkanku akan kerinduan untuk bertemu Ibu. Membayangkan ibu, aku pasti
akan membayangkan ratusan ayam kampung, bebek, dan ayam petelur di sekeliling
ibu saatku masih kecil. Di mana setiap pagi aku disuruh merangkak di bawah
kandang ayam untuk memunguti telur-telur bebek, diantara kotoran ayam dan bebek.
Aku seringkali enggan , jijik, …namun dengan berbagai cara ibu pasti bisa
membujukku untuk melakukannya. Bahkan dengan cara pamungkas, aku dicubiti
keras-keras, hehehe…
Masih kuingat, tiap malam hari, aku berjalan mengiringi ibu sambil menjinjing
tas besar berisi telur ayam untuk disetor ke toko langganan ibu di pasar. Sudah
pasti sepulang dari mengantar telur aku dibelikan cenil dan lupis
jajanan kesukaanku. Hemm, sedap!.
Ibu, begitu banyak cinta yang engkau curahkan untukku, namun hingga
detik ini aku merasa belum ada seujung kuku pun ku membalasnya. Bahkan aku menghujanimu
kekecewaan bertubi-tubi.
Ibulah yang mendukungku
ketika aku menjalani perjalanan panjang sidang perceraianku. Tanpa kenal lelah, ibu naik turun bis dari Jember
ke Jombang di usianya yang ke-65, ku tahu dengan pasti begitu besar rasa kecewa
ibu atas keputusanku ini, meski tiada kata terlontar. Masih terbayang di depan
mata saat Ibu kunaikkan bentor menuju kantor pengadilan agama pada
sidangku yang terakhir, aku menangis mengiringinya. Ya Alloh, saat ku bahagia,
ku menjauh dari ibu, namun saat ku nestapa, ibulah yang ku seret kesana-kemari.
Ibu, berkat engkaulah aku sekarang
bisa bangkit berdiri. Uluran tanganmu memelukku kembali. Anak tetepo
anak, ketika biduknya hancur, ibu dengan tangan terbuka menerimaku kembali.
Maafkan atas segala salahku, Ibu. Beribu-ribu kata maaf kuhaturkan.
Cinta kasih ibu mengiringi dalam setiap langkahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar